MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME

Join the forum, it's quick and easy

MURTADIN_KAFIRUN
WELCOME
MURTADIN_KAFIRUN
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Latest topics
» Yeremia 23 & Ulangan 13 mengisyaratkan Muhammad nabi palsu
TAKDIR  EmptyFri 02 Feb 2024, 5:21 pm by buncis hitam

» kenapa muhammad suka makan babi????
TAKDIR  EmptyWed 31 Jan 2024, 1:04 am by naufal

» NYATA & FAKTA : TERNYATA YESUS PILIH MENGAULI KELEDAI DARIPADA WANITA!!! (sebuah penghinaan OLEH PAULUS)
TAKDIR  EmptyFri 12 Jan 2024, 9:39 pm by Uwizuya

» SORGA ISLAM RUMAH PELACUR ALLOH SWT...........
TAKDIR  EmptyTue 02 Jan 2024, 12:48 am by Pajar

» Moon Split or Islamic Hoax?
TAKDIR  EmptyWed 13 Dec 2023, 3:34 pm by admin

» In Islam a Woman Must be Submissive and Serve her Husband
TAKDIR  EmptyWed 13 Dec 2023, 3:32 pm by admin

» Who Taught Allah Math?
TAKDIR  EmptyWed 13 Dec 2023, 3:31 pm by admin

» BISNIS GEREJA YUUUKZ....LUMAYAN LOH UNTUNGNYA....
TAKDIR  EmptyWed 05 Jul 2023, 1:57 pm by buncis hitam

» ISLAM: Palsu, Maut, Tak Akan Tobat, Amburadul
TAKDIR  EmptySun 07 May 2023, 9:50 am by MANTAN KADRUN

Gallery


TAKDIR  Empty
MILIS MURTADIN_KAFIRUN
MURTADIN KAFIRUNexMUSLIM INDONESIA BERJAYA12 Oktober Hari Murtad Dari Islam Sedunia

Kami tidak memfitnah, tetapi menyatakan fakta kebenaran yang selama ini selalu ditutupi oleh muslim untuk menyembunyikan kebejatan nabinya

Menyongsong Punahnya Islam

Wadah syiar Islam terlengkap & terpercaya, mari sebarkan selebaran artikel yang sesungguhnya tentang si Pelacur Alloh Swt dan Muhammad bin Abdullah yang MAHA TERKUTUK itu ke dunia nyata!!!!
 

Kebrutalan dan keberingasan muslim di seantero dunia adalah bukti bahwa Islam agama setan (AJARAN JAHAT,BUAS,BIADAB,CABUL,DUSTA).  Tuhan (KEBENARAN) tidak perlu dibela, tetapi setan (KEJAHATAN) perlu mendapat pembelaan manusia agar dustanya terus bertahan

Subscribe to MURTADIN_KAFIRUN

Powered by us.groups.yahoo.com

Who is online?
In total there are 90 users online :: 0 Registered, 0 Hidden and 90 Guests :: 1 Bot

None

[ View the whole list ]


Most users ever online was 354 on Wed 26 May 2010, 4:49 pm
RSS feeds


Yahoo! 
MSN 
AOL 
Netvibes 
Bloglines 


Social bookmarking

Social bookmarking reddit      

Bookmark and share the address of MURTADINKAFIRUN on your social bookmarking website

Bookmark and share the address of MURTADIN_KAFIRUN on your social bookmarking website


TAKDIR

Go down

TAKDIR  Empty TAKDIR

Post by feifei_fairy Tue 10 Aug 2010, 5:30 am

TAKDIR

Oleh: Ali Sina


Apa tuhan memilih utk membimbing manusia atau kita punya kehendak
sendiri?


Salah satu konsep paling membingungkan dari Quran adalah konsep Takdir. Menurut Islam, percaya pada
Allah adalah tujuan utama kehidupan manusia didunia ini.


Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku
.” [Qur’an 51:56]


Juga dalam Hadis, yg umumnya diceritakan oleh para Sufi, Allah
berkata, “Aku
adalah harta tersembunyi dan ingin diketahui, jadi aku ciptakan manusia
utk mengenalku dan untuk memujaku
”.


Kesempatan kita utk masuk surga tergantung dari pengakuan kami ini
akan pernyataan2 Allah diatas tsb. Jika kita menolak utk mengakui Allah,
maka terkutuklah kita secara abadi dicomot api neraka. Ini sangat
penting bagi tuhan. Dia tidak suka diacuhkan dan dia tidak akan
mengampuni mereka yg mengacuhkannya. Kepercayaan ini tidak terbatas pada
Islam. Kristenpun memiliki Tuhan yg suka menyimpan dendam dan paranoid.



Masalahnya adalah : tes keimanan dan ijin masuk surga ini sama
sekali diluar kekuasaan manusia. Karena ternyata tuhan 'dari sononya'
sudah

memilih siapa yg dia suka utk dibimbing dan disesatkan semaunya.


Dalam satu ayat, Qur’an memastikan bahwa jika Allah kepingin, dia
sudah pasti akan membawa setiap jiwa kedalam bimbingan yg benar. Tapi
itu tidak akan terjadi karena dia telah menjelaskan dg sejelas2nya
bahwa dia tidak mau membimbing setiap orang.


(Q.32.13) : Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan kepada
tiap-tiap jiwa petunjuk (bagi) nya, akan tetapi telah tetaplah perkataan
(ketetapan) dari padaku; "Sesungguhnya akan aku penuhi neraka jahanam
itu dengan jin dan manusia bersama-sama
.”


LOH ! TAKDIR  Shok Kita langsung bertanya ‘kenapa’? Kenapa
tuhan yg seharusnya penuh cinta tidak membimbing anak2nya sendiri (atau
utk muslim disebut ‘budak’)? Kenapa dia meninggalkan mereka dan kemudian
mendatangi mereka dg kemurkaan dan mengisi neraka dg mereka yg sengaja
tidak dia bimbing? Ini menentang logika, bukan ?


Jawaban dari muslim adalah kita punya kehendak bebas utk menerima
tuhan atau menolaknya. Tapi bukan ini yg dimaksud ayat diatas. Karena
ayat ini jelas2 menerangkan, jika Allah menghendaki niscaya dia memberi
tiap jiwa petunjuk, tapi dia memutuskan utk tidak membimbing sebagian
orang dan lebih suka membuatnya jadi pengisi neraka. Ayat ini
menunjukkan bahwa manusia tidak punya kuasa sama sekali utk dapat
bimbingan atau tidak. Semua tergantung kehendak tuhan.


Beberapa ayat Quran mengindikasikan bahwa bahkan jika seseorang
ingin dibimbingpun, dia tidak akan mampu, karena tuhan telah menutup
hatinya.


“... Mereka itulah orang-orang yang
dikunci mati hati mereka oleh Allah
...”
(Q 47.16)


Ini mengingatkan kita pada tawar menawar antara Musa dan Firaun utk
membebaskan bangsa Israel. Tiap kali Firaun menyerah dan mengijinkan
Musa membawa bangsa Yahudi, tuhan ikut campur dan “membuat hatinya
(Firaun) keras,” kemudian dia terus mengirim bencana baru pada bangsa
Mesir sampai Firaun menerima kebebasan bangsa Yahudi, tapi lagi2 tuhan
membuat hatinya keras dan mengirim lagi bencana lain.


Dalam ayat lain, Allah mengutuk makhluknya dan bukannya memberi
mereka kesadaran, malah membuat mereka buta dan tuli.


“Mereka
itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga
mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.”
[Q 47:23]


Kelakuan ini tidak pantas bagi mahluk pencipta jagat raya. Bahkan
jika orang yg dia pilih utk disesatkan itupun melakukan sesuatu
kesalahan kenapa tuhan menutup hati mereka & bukan membukanya?
Kenapa dia buat mereka buta dan tuli & bukannya memberi mereka
penglihatan dan pendengaran? Apa ini adil?


Dilain pihak teka-teki ini menjadi semakin membingungkan saat kita
membaca dalam ayat berikutnya bahwa tanggung jawab itu berpindah pada
orang itu sendiri yg, katanya, mereka sendiri yg ‘mengunci’ hati!


“Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka dikunci
mereka?”
[Q 47.24]


Kelihatannya Quran bertentangan dg
Quran itu sendiri. Pertama kita diberitahu bahwa Allah yg mengunci hati
siapa saja yg dia mau, dan kemudian kita diberitahu bahwa mereka tidak
mengerti karena hati mereka dikunci oleh MEREKA sendiri.
Jelas
dua pernyataan ini tidak seiring. Tidak jelas apa orang mengunci hati
mereka sendiri atau Allah yg mengunci hati mereka hingga mereka tidak
mengerti! :?


Kadang Quran bertentangan sendiri bahkan didalam dua kalimat
berdampingan.


“...
maka barang siapa menghendaki
(kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya
.
Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dia
memasukkan siapa yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan
bagi orang-orang lalim disediakan-Nya azab yang pedih."
[Q
76.29-31]


Jadi bagian pertama dari kalimat ini mengatakan bahwa orang bebas
punya kehendak sendiri utk memilih menempuh jalan itu atau tidak. Tapi
mendadak ditentang oleh pernyataan berikutnya yg berkata bahwa ini hanya
akan terjadi “bila
dikehendaki Allah
”. Jadi entah

kita yg memilih atau Allah yg pilih, tapi tidak kedua2nya.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana bisa Allah menghukum orang dg
“azab yg pedih” jika DIA sendiri yg memilih utk tidak menghendaki orang
itu menempuh jalanNya?


Kalau kita yg memilih utk diberi petunjuk, maka ayat 32.13, 47.16
dan 47.23 adalah salah. Tapi jika ayat2 itu benar dan sungguh2 tuhan yg
memilih utk membimbing siapa yg Dia mau maka ada ketidakadilan yg besar
dalam cara Dia memperlakukan hamba2Nya. Jika dibimbing atau tidak
sepenuhnya tergantung pada kehendak Allah, maka apa itu salah kita? Dia
menetapkan takdir bagi kita dan Dia tidak boleh menghukum kita karena
apa yg telah Dia berikan bagi kita. Ini jelas2 ketidakadilan, yg
menentang pernyataan dalam Quran bahwa Allah adalah MAHA ADIL.


“Itulah
ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan
tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.”
(Q
3.108)


Kenapa tuhan yg mampu membimbing
orang, memilih utk menyesatkan mereka, dan kemudian mengisi neraka dg
mereka yg telah Dia sesatkan?



Muslim paling getol mengkritik Kristen karena ajarannya yg tidak
masuk akal ttg Trinitas, misalnya. Meskipun dg taraf imajinasi tertentu
kita masih bisa mengerti dogma kristen, tapi imajinasi taraf apapun
tidak akan bisa mengerti teka-teki Quran ini.


Kepribadian Ganda dari Allah


Kebingungan ini tidak berakhir disini. Dalam ayat berikut disebutkan
bahwa Allah lah yg menyesatkan manusia dg menjadikan perbuatan2 manusia
menyenangkan bagi manusia.


“Sesungguhnya
orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka
, maka mereka bergelimang (dalam
kesesatan).”
[Q 27.4]


“..Sebenarnya
orang-orang kafir itu dijadikan memandang baik tipu daya mereka dan
dihalanginya dari jalan (yang benar). Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka baginya tak
ada seorangpun yang akan memberi petunjuk.”
[Q 13.33]


Tapi, ditempat lain dikatakan SETAN (!) yg membuat mereka melakukan
tindakan2 berdosa yg memikat mereka.


“…bahkan
hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menampakkan kepada mereka
kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.”
[Q 6.43]


“Dan
ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka..”

[Q 8.48]


“...
tetapi setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka
(yang buruk)
...” [Q 16.63]


Jadi bukankah logis utk percaya bahwa Setan itu partnernya Allah, penolong dalam pekerjaan
sehari-harinya utk menyesatkan orang ? Atau mungkin Allah punya kepribadian ganda
yg kadang muncul sebagai Setan!!
Atau Allah itu setan, yg
kadang mengaku sebagai tuhan utk menyesatkan manusia yg bodoh dan buta
huruf ?


Menjelaskan hal yg tidak
terjelaskan



Kebingungan apakah Allah atau manusia yg mengunci hati manusia,
telah menimbulkan debat panas diantara Muslim sendiri sepanjang abad.
Ini menyebabkan perpecahan sampai terjadi pertumpahan darah.


Dilain pihak, ada Muslim yg menunjuk pada konsep Takdir
(Jabr=keterpaksaan). Yg lebih radikal dari ini adalah “jabrian” dimana
orang Asharian menyangkal semua kebebasan2 yg ada pada manusia. Mereka
memperdebatkan:


“Tidak ada yg dapat terjadi didunia, baik itu mengenai kondisi atau
jalannya segala sesuatu, baik atau jahat, patuh atau sesat, iman atau
kafir … yg tidak tertulis dalam tablet tulisan yg berisi amanat2 Allah.”
(“Dictionary of Islam” oleh
T.P. Hughes, hal 472-473).


Dilain pihak, kaum Qadria dan
Mutazil
menyatakan kepercayaan pada 'free will' atau kehendak
bebas manusia. Oleh karena itu mereka ditolak Muslim dan dicap sbg
bid’ah (sesat). Mereka berpendapat bahwa manusia punya kehendak bebas yg
absolut dan bertanggung jawab akan tindakannya sendiri. Jika tidak,
maka sistem hukuman atas dosa atau penghargaan atas tindakan terpuji
tidak ada artinya. Mereka mengutip ayat 42.30 yg berkata:


“Dan
apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari
kesalahan-kesalahanmu).”
[42.30]


Malah banyak ayat2 memberi kesan bahwa manusia memang bertanggung
jawab akan tindakan mereka sendiri.


“Yang
demikian (siksaan) itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali
tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada
sesuatu kaum, hingga kaum itu merubah apa yang ada pada diri mereka
sendiri, dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,”
[8.53]

“... Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka
tak ada yang dapat menolaknya
; dan sekali-kali tak ada pelindung
bagi mereka selain Dia.”
[13.11]



Mereka yg berjuang dijalannya, dibimbing dijalan yg benar, sementara
mereka yg menyangkalnya dan hidup berdosa akan ditutup hatinya terhadap
iman (ii. 7, 26; iv. 155; v;.i. 102).


Allah tidak memaksa utk percaya dan membiarkan orang bebas utk
percaya atau tidak percaya (150, xvi-. 9)


“Barang
siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan
melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula.” [Q
99.7-8]



Jadi tiap orang dapat menemukan sesuatu dalam Quran yg cocok dg
keinginannya dalam dilemma tentang konsep Takdir (jabr) vs kebebasan
kehendak (ikhtyar) ini. TAKDIR  Icon_rolleyes


Kebanyakan muslim modern cenderung berpihak pada kehendak bebas dari
manusia tapi opini mereka jelas bertentangan dg banyak ayat2 Quran yg
bersikeras bahwa keputusan Allah itu adalah sepihak.


“Allah
menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia
kehendaki)” (13.39)

“Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah
Yang Maha Perkasa” (26.159)



Banyak ayat menunjukkan kesewenangan Allah yg tidak berpegang pada
norma pasti dan dg begitu tindakan2nya pun tidak keruan dan tidak
berpendirian tetap.


e]]“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya
Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang
telah kamu kerjakan.” (16.93)
[/b]


Lagi2 disini, Allah berkuasa. Dialah satu-satunya yg membimbing
siapa yg dia mau. Tapi yg tidak jelas adalah bagaimana orang bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri
jika Allah yg memilih utk tidak membimbing mereka
??? Konsep yg
sama dinyatakan dalam ayat berikut:


“Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja
bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan
pendengaran mereka
, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi
mereka siksa yang amat berat.” (2.6-7)



Ayat diatas menyatakan kesia-siaan tugas seorang nabi. Jika Allah
sudah dari sononya mengunci-mati
hati orang2 yg diperingatkan maupun tidak
, hasilnya sama saja,
maka apa tujuannya mengirim rasul ??? Jelas tidak mauk akal bahwa tuhan
yg bijaksana mengunci mati hati orang tapi juga mengirim rasul2 utk
membimbing mereka padahal Do'i tahu mereka tidak akan dibimbing karena
Do'i sudah memilih utk tidak membimbing mereka. TAKDIR  Shok TAKDIR  Shok TAKDIR  Shok


“Barang
siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat
petunjuk; dan barang siapa
yang disesatkan Allah
, maka merekalah orang-orang yang merugi.
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari
jin dan manusia, ….” (7.178-179)



Disini, lagi2 Allah lah yg membimbing atau menyesatkan orang. Tapi
dalam ayat ini Do'i bertindak lebih jauh lagi. Ayat ini memberi kesan
bahwa Allah dg sengaja menciptakan sebagian jin dan sebagian manusia
khusus utk menyesatkan mereka agar mereka bisa digunakan sebagai bahan
bakar api di neraka Jahannam. Utk lebih pasti bahwa kita tidak salah
paham dg konsep ini, mari kita pelajari ayat2 lainnya.


“Maka
mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi)
orang-orang munafik, padahal Allah
telah membalikkan mereka kepada kekafiran, disebabkan usaha mereka
sendiri
? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang-orang yang telah disesatkan
Allah?
Barang siapa
yang disesatkan Allah, sekali-kali kamu tidak mendapatkan jalan

(untuk memberi petunjuk) kepadanya.” (4.88)

Jika Tuhanmu menghendaki,
tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa
berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh
Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu
(keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka
Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.” (11:118-119)

“…Maka Allah menyesatkan siapa yang
Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki
….”
(14.4)



TAKDIR  Eusa_doh TAKDIR  Eusa_doh TAKDIR  Icon_eyes


“maka
sesungguhnya Allah menyesatkan
siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya
;
maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (35:Cool

“…Allah
menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dikehendaki-Nya..” (74.31)

“Katakanlah: "Allah
mempunyai hujah yang jelas lagi kuat; maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada
kamu semuanya
". “ (6.149)



Takdir dalam Hadits


Terdapat banyak hadits yg mensahkan konsep takdir.


Sahih Muslim buku 32, no.6392:

Diceritakan Hudhaifah ibn Usayd:


Rasul berkata: Ketika setetes mani tinggal dalam rahim utk 40 atau
50 hari atau 40 malam, malaikat datang dan berkata: Tuhanku, akankah dia
menjadi baik atau jahat? Dan dua hal ini telah tertulis sebelumnya. Kemudian malaikat berkata:
Tuhanku, akan jadi laki2 atau wanita? Dan kedua hal ini telah tertulis sebelumnya.
Dan perbuatan2 dan tindakan2nya, kematiannya, kehidupannya; semua ini juga telah tercatat.
Kemudian catatan nasibnya ini digulung dan tidak akan ada penambahan
ataupun pengurangan darinya.”


Jadi tiap aspek kehidupani seseorang sampai kedetil2nya sudah
ditakdirkan seperti yg dikatakan hadits diatas, tidak jelas dimana
kebebasan sang manusia dan kenapa dia harus dihukum karena melakukan
sesuatu kesalahan yg NOTA BENE TELAH DITAKDIRKAN BAGINYA BAHKAN SEBELUM
DIA LAHIR ?


Bagaimanapun, Hadits diatas berisi beberapa kesalahan sains. Jenis
kelamin dari embryo tidak ditentukan dalam waktu 40 atau 50 hari setelah
pembuahan (konsepsi). Tapi ditentukan pada saat pembuahan. Sperma2 ada
yg membawa kromosom X dan ada yg membawa kromosom Y. Jenis kelamin sang
anak tergantung pada sperma pembawa kromosom mana yg berhasil masuk ke
indung telur. Saat ini, para orang tua bisa memilih jenis kelamin
anaknya dg pertolongan dokter secara mudah dg memilih sperma2 yg membawa
kromosom yg tepat. Jadi orang dapat mengubah apa yg tadinya dianggap
Muhamad sbg takdir ! Argumen kuat lain adalah bahwa banyak dogma2 Islam
yg telah terbentuk sebelumnya tidak punya dasar sama sekali.


Dalam hadis lain kita baca bahwa Allah telah menciptakan neraka dan
surga dan siapa saja para penghuninya sekaligus.


Sahih Muslim Buku 32, No 6435

Diceritakan Aisha: seorang anak meninggal dan aku katakan: Terdapat
kebahagiaan utk anak ini yg adalah seekor burung diantara burung2 di
surga. Setelah itu rasul berkata: Tidakkah kau tahu bahwa Allah
menciptakan surga dan Dia menciptakan neraka dan Dia menciptakan para penghuni utk
surga dan para penghuni utk neraka
?


Hadis ini menyatakan bahwa anak itu tidak akan pergi ke surga secara
otomatis karena dia masih anak2 ketika meninggal dan belum melakukan
dosa2. Surga atau neraka tergantung pada apakah dia itu diciptakan sebagai penghuni
neraka atau surga. Konsep takdir seperti yg dijelaskan Islam mewujudkan
ketidak adilan yang tidak masuk akal bahkan dijaman sang nabi pun.


Sahih Muslim Buku 32, No. 6406

Diceritakan Imran ibn Husayn: Abul Aswad melaporkan bahwa Imran
bertanya pada saya: Apa pendapatmu thd apa yg orang2 lakukan saat ini
didunia, yg diperjuangkan, apa itu sesuatu yg sudah ditetapkan atau
sesuatu yg diputuskan sebelumnya bagi mereka atau akankah nasib mereka
dikemudian hari ditentukan oleh kenyataan bahwa nabi mereka mengajar
mereka yg oleh mereka tidak dilaksanakan? Kataku: tentu saja, itu adalah sesuatu yg telah
ditetapkan bagi mereka dan telah diputuskan sebelumnya bagi mereka
.

Dia (kemudian) berkata: Lalu, bukankah
akan tidak adil
(utk menghukum mereka)? Aku merasa sangat
terganggu akan itu, dan berkata: Segalanya telah diciptakan Allah dan tergantung pada
kuasaNya
. Dia tidak akan dipertanyakan akan apa yg telah Dia
lakukan, tapi mereka akan dipertanyakan. Setelah itu dia berkata padaku:
Semoga Allah mengampunimu, aku bertanya hanya bermaksud utk menguji
kepintaranmu.”


Reaksi seperti ini sangat khas Muslim jika mereka dicecar oleh
pertanyaan2 yg tidak dapat mereka jawab. Jika seseorang bertanya
mengenai sesuatu yg tak masuk akal dari ajaran Islam dan Muslim itu dan
yg ditanya tidak bisa menjawab, maka paling2 jawabannya adalah

muka cemberut. Itu masih untung ! Biasanya yg ditanya akan mengutuk
si penanya dgn hukuman mati.


Konsep tuhan yg mengatur pikiran subjeknya, membuat mereka berdosa
atau soleh dan kemudian menghukum ataupum menghadiahi mereka atas apa yg
mereka sendiri tidak bisa atur jelas2 tidak adil. Tapi jika orang2
mulai mempertanyakan ini, mereka malah dicaci dan diperintahkan agar
percaya buta karena jika tidak ia akan dicap sebagai murtad atau
menghilang secara misterius, masih bagus kalau kepalanya masih bisa
ditemukan dipinggir kota !


“Dua orang dari suku Muzaynah datang pada Rasul, dan berkata: Rasul,
apa pendapatmu? Apa yg orang2 lakukan saat ini didunia, yg
diperjuangkan, apa itu sesuatu yg sudah ditetapkan atau sesuatu yg
diputuskan sebelumnya bagi mereka atau akankah nasib mereka dikemudian
hari ditentukan oleh kenyataan bahwa nabi mereka mengajar mereka yg oleh
mereka tidak dilaksanakan dan dg demikian mereka layak dihukum?


Setelah itu, dia berkata: Tentu, itu terjadi seperti yg telah ditetapkan oleh
nasib dan telah diputuskan sebelumnya bagi mereka
, dan pendapat
ini dipastikan dg ayat dari buku Allah, yg Maha mulia: “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya
,” (91.Cool. (ibid)


Ayat 91.8 yg diacu oleh hadits ini menyatakan bahwa Tuhanlah yg
mengilhami orang itu akan jalan dosa dan takwa, dan dipastikan lagi oleh
ayat lain dari Quran yg menjelaskan bahwa semua hal2 baik dan jelek
adalah dari Allah.


“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati
pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka
memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah",
dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini
(datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang)
dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik)
hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?” [4.78]


Sahih Muslim buku 32, no. 6407

Diceritakan Abu Hurayrah: Rasul berkata: 'Sesungguhnya, seseorang
melakukan perbuatan2 utk waktu yg lama seperti perbuatan2 para penghuni
surga. Kemudian perbuatan2nya diakhiri seperti perbuatan2 penghuni
neraka dan, sesungguhnya, seseorang melakukan perbuatan2 seperti
penghuni api neraka utk waktu yg lama, kemudian perbuatannya ini diikuti
oleh perbuatan2 dari penghuni surga.


Orang boleh membantah bahwa karena tuhan pemilik jagat raya, dia
dapat melakukan apapun seenak udelnya tanpa harus bertanggung jawab
siapapun, seperti seorang petani berhak melakukan apa yg dia mau
terhadap tanahnya. Seorang petani bebas utk menumbuhkan pohon apapun,
utk menanamnya dan bahkan memotong dan membakarnya. Karena dia
pemiliknya, maka keputusannya adalah final dan kehendaknya adalah hukum.
Meskipun begitu, kecuali dia benar2 gila, tindakan sang petani bisa
diperkirakan. Tidak ada petani yg akan memotong dan membakar pohon2 yg
menghasilkan buah yg baik, merawat pohon yg menghasilkan buah yg tidak
berguna atau menghancurkan tamannya tanpa alasan. Dia bebas melakukan
apa yg dia mau tapi jika dia bijaksana dia akan mengikuti norma2 logika
dan dg begitu tindakannya dapat diperkirakan.


Tentu saja, tuhan dapat melakukan apapun yg dia mau; dia tidak
terikat oleh hukum apapun! Tapi bagaimana dgn norma akal sehat ?
Bukankah tuhan seharusnya punya alasan atas tindakan2nya? Bukankah
tindakannya harus masuk akal? Kenapa tuhan begitu saja melempar orang yg
tidak melakukan kejahatan ke neraka dan menghadiahi orang lain yg tidak
melakukan sesuatu kebaikan? Ini menentang setiap konsep keadilan yg
kita kenal.


Sahih Muslim, Buku 32, No.6416

Diceritakan Abdullah ibn Amr ibn al-As: Kudengar rasul berkata: 'Allah mentakdirkan kualitas dari
ciptaannya 50.000 tahun sebelum dia menciptakan langit dan bumi
,
ketika singgasananya masih diatas air.


Para pembela Muslim modern beralasan: konsep bahwa Allah telah tahu
segala yg dia ciptakan dan tiap kejadian berlangsung persis seperti yg
dia takdirkan, tidak menyatakan bahwa manusia sepenuhnya dihilangkan
kebebasan bertindak. Tahu-nya Allah adalah fakta yg diakui, tapi tidak
harus ditafsirkan sbg takdir, karena ini sama saja dgn sebuah gudang yg
berisi kejadian2 yg siap pakai, seperti butir2 pasir yg jatuh dalam
bejana waktu. Kalau kita menganggap takdir ini sbg cerminan kaca, ini
sama saja dgn menghilangkan sang pencipta dan sang pengatur jagat raya
dari aktivitasnya.”


(??? Sorry ! Penerjemah nggak ngerti apa yg diomongin ! Kok Muslim
tidak mampu menjelaskan dgn kata2 simpel ?? ... TAKDIR  Shok TAKDIR  Shok )


Pandangan ini bertentangan dg Quran dan Hadis yg tanpa ragu2

memastikan bahwa nasib telah ditakdirkan dan tidak dapat diubah.
Padahal, dg kemajuan kedokteran, banyak cacat fisik bawaan dapat
diperbaiki. Beberapa cacat bahkan dapat diperbaiki sebelum anak itu
lahir. Haruskah kita simpulkan bahwa manusia dapat mengubah apa yg tuhan
telah tentukan sebagai takdir dan tercatat dalam bukunya sebagai tidak
dapat diubah ?


Sahih Muslim buku 32, no 6420

Diceritakan Abu Hurayrah: Kaum politeis Quraish datang utk berdebat
dgn rasul mengenai nasib dan kemudian ayat ini diturunkan: “Pada hari
ketika mereka diseret kedalam api pada wajah mereka; cicipi jilatan api.
Sesungguhnya, Kami telah
menciptakan segalanya sesuai dg yg telah ditentukan ...



Menurut Muhamad bahkan kecelakaanpun adalah pekerjaan tuhan. Jika
seseorang membuat kesalahan, misal menerobos lampu merah sampai
menyebabkan kecelakaan; pastilah dia bertanggung jawab. Tapi no, no, no
(!) TAKDIR  Eusa_naughty TAKDIR  Eusa_naughty nabi Allah berpikir : itu adalah
pekerjaan tuhan !


Sahih Muslim buku 32, no 6441:

Diceritakan Abu Hurayrah: .. dan jika apapun (kesulitan) datang
padamu, jangan berkata: jika aku tidak melakukan itu, tidak akan terjadi
hal demikian dan demikian, tapi katakan: Allah melakukan apa yg telah dia putuskan dan
perandaianmu membuka gerbang bagi setan.


Dgn begitu, manusia sepenuhnya adalah hamba dari kuasa yg mengatur
segalanya & mereka tidak dapat melakukan apapun kecuali tuhan
menghendaki.


Ide takdir jelas2 ditegaskan dalam sebuah kisah Quran (17:60-82).
Sebuah kisah dari Musa yg bertemu Khidhr, seorang yg lebih bijaksana
dari Musa. Musa menemani Khidhr utk mendapatkan pencerahan dan bertanya2
mengapa Khidhr membunuh seorang anak laki2 tak bersalah. Ketika dia
bertanya, Khidhr menjelaskan bahwa anak itu akan tumbuh dewasa menjadi
seorang yg keras kepala dan pemberontak, hingga menyiksa orangtuanya yg
saleh. Jadi dia membunuh anak itu utk menghindarkan si orang tua yg dari
kesedihan masa depan karena mempunyai anak yg kafir. TAKDIR  Shok


Jadi sang anak dihukum utk kejahatan yg belum dia lakukan. Kisah ini
menghapus semua kesempatan si anak utk menjadi orang yg saleh. Juga
menimbulkan pertanyaan, jika nasibnya telah ditentukan dan satu2nya
jalan utk menyelamatkan orangtua dari siksaan masa depan karena punya
anak kafir adalah utk membunuhnya sebelum dia dewasa, kenapa tuhan repot2 membuat dia ? Dan
kenapa tuhan tidak membunuh semua orang yg dia tahu akan melakukan dosa dikemudian hari ? Bukankah
akan lebih enak jika tuhan membunuh semua bayi yg dia tahu akan jadi
kafir (dosa terbesar dalam islam) ? Lalu pertanyaannya tetap, kenapa dia
repot2 membuat mereka ? Kenapa dia mentakdirkan mereka utk berdosa
ketika mereka masih berupa embryo 40 hari ? Hadis berikut memastikan
ayat diatas.


Sahih muslim Buku 32, No. 6434:

Diceritakan Ubayy ibn Ka’b: Rasul berkata: Anak muda yg dibunuh
Khadir adalah seorang kafir dari sifatnya dan jika dia dibiarkan hidup,
dia juga akan menjerumuskan orangtuanya dalam kekafiran.
feifei_fairy
feifei_fairy
KAFIRUN
KAFIRUN

Female
Number of posts : 802
Reputation : -14
Points : 7257
Registration date : 2008-12-20

https://www.facebook.com/Feifeifairy

Back to top Go down

Back to top

- Similar topics

 
Permissions in this forum:
You cannot reply to topics in this forum