Kapribaden.org

Romo M. Semono Sastrohadidjojo (Romo Herucokro Semono) 1900 - 1981

Sebelum tahun 1900, seorang isteri “padhemi” (isteri resmi), dibuang dalam arti diberikan kepada seseorang yang dinilai berjasa.
Itu karena desakan seorang “selir” yang sangat dicintainya.
Hal demikian, tidak jarang terjadi pada jaman itu.Isteri “priyagung” itu bernama Dewi Nawangwulan. Kepergiannya, disertai seorang dayang (emban), bernama Rantamsari.Dewi Nawangwulan, dibuang (“dikhendangake”) dan diberikan kepada Ki Kasandikromo, yang sering juga disebut Ki Kasan Kesambi, seorang tokoh spiritual pada jamannya, yang berdiam di desa Kalinongko. Gunung Damar,
Kecamatan Loano. Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Saat dibuang, Dewi Nawangwulan dalam keadaan mengandung.Lahir bayi yang diberi nama Semono. Ibunya, Dewi Nawangwulan wafat. Tidak lama kemudian disusul Rantamsari, dayangnya, juga meninggal dunia.Keduanya dimakamkan di Puncak Gunung Damar,Purworejo.
Ki Kasandikromo, tidak pernah mau menggangap, apalagi memperlakukan Dewi Nawangwulan sebagai isterinya. Tetap dianggap dan diperlakukan sebagai “ratu”-nya. Demikian pula isterinya, Nyi Kasandhikromo.Semono dipelihara dan dibesarkan Ki Kasandikromo. Di sekolahkan di Sekolah Ongko Loro (SD yang 5 tahun tamat untuk pribumi). Semono yang lahir tahun 1900 harinya Jumat Pahing. Tidak ada catatan resmi tanggal dan bulannya. Hal biasa pada jaman itu.Semono, semasa sekolah, setiap hari Selasa Kliwon dan Jumat kliwon, membolos bukan karena malas atau nakal tetapi karena malu.Pada saat matahari tepat di atas, saat semua orang tidak ada bayangannya.Semono bayanganya 12. Karena selalu jadi tontonan teman-temannya, jadi malu. Maka lebih baik membolos. Tamat SD itu,langsung diangkat menjadi guru bantu.Suatu hari, pemuda Semono yang saat itu berusia 14 tahun (sudah dianggap dan diperlakukan sebagai seorang dewasa pada jaman itu),disuruh Nyi Kasan mengambilkan minyak, didalam satu bilik rumah mereka. Ternyata di dalam bilik itu, tertidur lelap seorang gadis kemenakan Nyi Kasan. Dalam kelelapan tidurnya, kain yang dipakai tersingkap, jadi tubuhnya kelihatan terbuka.Pemuda Semono, melihat itu “Mengkorok” (Berdiri bulu di tubuhnya).Semono lalu merenung. Mempertanyakan, apa sebenarnya yang menggerakan bulu-bulu tubuhnya itu? Renungan demi renungan, tidak menemukan jawaban. Akhirnya Semono memutuskan, minta ijin Ki Kasan untuk pergi bertapa. Semono yang berusia 14 tahun itu, bertapa di tepi Laut Selatan, di Cilacap.Bekasnya (petilasan) masih ada sampai tulisan ini ditulis. Berupa dua rumpun bambu, di dalam kompleks Pertamina. Pertamina, sekalipun sudah berusaha dengan berbagai cara, tidak bisa membongkar kedua rumpun
bambu itu.

Semono bertapa selama 3 tahun (1914-1917). Hasilnya mendapat “cangkok Wijoyo Kusumo”, berbentuk seperti bunga
kering, berwarna coklat kehitaman. Kalau dimasukan ke air, akan mengembang sebesar tempatnya.Semono kecewa, karena bukan
itu yang dicari. Beliau mendapatkan “wangsit” (ilham), untuk melanjutkan laku sampai tahun kembar 5, dan di Timur nantinya akan dia temukan apa yang dia cari. Baju yang dikenakan semono selama 3 tahun bertapa, hancur. Dengan hanya bercawat dedaunan, Semono pulang. Jalan malam, siang sembunyi, malam jalan. Takut dan malu kalau bertemu orang. Sampai di rumah, bukannya dirayakan, tetapi malah sudah disediakan lubang (“luweng”) lalu pemuda Semono oleh Ki Kasan, ditanam (“dipendem”) selama 40 hari 40 malam, hanya diberi batang gelagah untuk bernafas, dan setiap usai menanak nasi, Nyi Kasan mengepulkan asap nasi itu ke dalam lubang gelagah. Selanjutnya,

Semono sambil menjadi Marsose(sekarang Marinir), berkelana, tetap menjalani laku. Kalau siang dinas,malamnya berendam di laut, menjala. Tidak pernah dapat ikan, itu dilakukan sampai tahun 1955.

Tanggal 13 malem 14 November 1955, kebetulan jatuh malem Senen Pahing, pukul 16.05, banyak orang di
Perak, Surabaya, terkejut, menyaksikan rumah Letnan KKO (sekarang Letnan Satu Marinir), terbakar. Tetapi setelah didekati ternyata bukan api, melainkan cahaya. Bahkan ada kereta keemasan (kreto kencono) di langit, yang turun masuk ke Rumah Letnan Semono). Di jalan Perak Barat No.93, Surabaya. Peristiwa itulah yang dikenal sebagai mijilnya Romo Herucokro Semono. Pernyataan
beliau saat Mijil, menyatakan bahwa “ Ingsun Mijil, arso nyungsang bawono balik, arso nggelar jagat anyar ", Ingsun (bukan aku) mijil hendak memutar-balikkan jagad (maksudnya jagat kecil, pribadi manusia, micro cosmos), dan hendak menggelarkan dunia baru (micro cosmos baru).

Artinya,kalau selama ini, kita selalu memperbudak hidup, selanjutnya terbalik, kita sebagai manusia akan menjadi abdinya sanghidup.
Mulai saat itu. Romo Herucokro Semono memberikan siapapun yang menghendaki (tidak ada paksaan, tidak menakut-nakuti dengan cara dan jalan apapun) yang ingin hidup bahagia (tentrem), agar bisa mencapai “ kasampurnan jati ” (moksha) pada saatnya.
Apa yang beliau berikan, akan bisa diikuti dalam penjelasan-penjelasan berikutnya.Romo Herucokro Semono, selanjutnya memberikan Laku Kasampurnan ini, sesudah dinas. Berlangsung sampai tahun 1960, beliau menjalani masa pensiun sebagai Kapten Marinir.
Beliau lalu pulang ke Purworejo dan berdiam di Kalinongko dan Sewijan, Loano, Purworejo (2 rumah kediaman).
Setiap hari, beliau menerima kedatangan rata-rata 500 orang lebih. Semua orang, pada waktu makan, diberi makan dan menginap dengan bebas mencari tempat untuk tidur di rumah beliau.Tentunya berbagai keperluan orang yang datang, mulai dari meminta pengobatan penyakit yang dokter sudah tidak sanggup mengobati, dengan seketika sembuh, memohon restu untuk sesuatu, dan lain-lain. Tetapi tidak sedikit yang datang untuk mencoba memohon untuk bisa mengikuti laku kasampurnan
(disebut mohon diperkenankan menjadi putro).
Berdatangan orang dari berbagai penjuru dunia, melalui berbagai sebab (jalaran) yang akhirnya menjadi putro.
Selama 25 tahun lebih (13 malem 14 November 1955 s/d 3 Maret 1981), Romo Semono melayani pagi, siang, sore, malam, dini hari, siapapun yang datang. Semua yang datang diperlakukan 100% sama. Beliau tidak pernah memandang orang dari perbedaan apapun. Derajat, pangkat, kekayaan, kedudukan sosial, suku, bangsa, semua diperlakukan 100% sama.Kalau beliau sedang memberikan petuah (“wulang-wuruk”), setiap orang mendengar menurut bahasanya sendiri sendiri. Yang orang Jerman mendengar
belia berbicara bahasa Jerman, yang orang Inggris mendengat beliau berbahasa Inggris, sedangkan penulis mendengar beliau berbahasa Jawa.
Romo Semono, setiap harinya, makan dua kali, tetapi tiap kali makan, hanya satu sendok. Tidurnya, hampir tidak pernah. Hampir tidak pernah mandi, tetapi selain tidak berbau badan beliau, juga tidak ada daki (kotoran) di kulit beliau. Tubuh tetap sehat, gagah, tinggi besar.
Hal-hal luar biasa, atau mujijat yang beliau tunjukkan, kalau ditulis semua akan menjadi satu buku sendiri. Beberapa
contoh saja, misalnya sekitar tahun 1960, beliau naik sepeda motor militer, diatas laut Jawa, menyeberang ke Madura. Kalau dengan
mengemudikan mobil, tangan dan kaki beliau dilepas, dan mobil di komando dengan ucapan. Beberapa kali orang menyaksikan beliau menghidupkan orang, yang telah dinyatakan mati oleh dokter, dan siap dikubur. Beliau
sering berada di beberapa tempat pada saat yang sama, dan di tiap tempat
beliau makan minum seperti biasa. Setiap kali, sekalipun dihadapkan beliau menghadap ratusan orang, beliau bercerita dan setelah
selesai bercerita, ternyata semua pertanyaan dan persoalan yang ada di
benak yang hadir sudah terjawab semua.
Romo Herucokro Semono wafat tanggal 3 Maret 1981, dan dimakamkan di Kalinongko, Loano,
Purworejo. Romo Semono tidak dikaruniai anak. Tetapi meninggalkan ratusan ribu, mungkin jutaan putro, yang tersebar dimana-mana. Dan peninggalan beliau yang paling berharga adalah sarana sarana Gaib bagi mereka yang ingin hidup bahagia (tentrem) agar bisa menjalani dan mencapai “kasampurnan jati” pada saatnya masing-masing.
Tinggalan beliau yang terakhir yang sampai sekarang, dipelihara (“dhipepetri”) dan dilestarikan oleh putro-putronya. Dilestarikan, dalam arti tetap dihayati dan diamalkan dan diberikan kepada siapa saja yang menghendaki,
tanpa memandang perbedaan apapun yang ada pada manusianya. Jadi sifatnya universal.

.ARTI MEMPERINGATI TURUNNYA WAHYU 13 MALEM 14 NOVEMBER.

Setiap
tahun kita memperingati turunnya wahyu yang diterima Romo Semono pada tanggal 13 malam 14 November 1955, yang jatuh pada hari Minggu Legi
malem Senin Pahing, pukul 18.05.

Kita semua tahu bahwa yang diterima itu berupa Panca Gaib ( Kunci, Asmo, Mijil, Singkir, Paweling),
sebagai sarana menjalani Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo
Mijil. Artinya, laku bagi manusia yang tujuan utama dalam hidupnya adalah nggayuh kasampurnan, agar bisa manunggal dengan Gusti Ingkang Moho Suci, dengan cara berbuat apa saja selalu (sarwo) Mijil.

Mijil
artinya untuk mengetahui karsanya Ingsun (Urip). Jadi manusia yang segala tingkah laku, gerak-gerik, bahkan ucapannya bukan diatur dan diperintah oleh akal-pikirannya (angen-angene), tetapi diperintah oleh Urip-nya melalui Roso Sejati (Roso Jati). Akal pikiran digunakan sebagai alat dalam melaksanakan perintah (dhawuh)-nya Urip.

Manusia yang demikian itu disebut nyungsang bawono balik. Membalik diri pribadinya. Kalau sebelumnya Urip diperbudak, selanjutnya manusianya dengan segala kemampuan yang dimiliki dijadikan abdinya Urip.

Sebagai manusia, wajar kalau memiliki kehendak, keinginan, rencana (karep, pepenginan, sedyo). Sebelum melaksanakan kehendak, keinginan, atau rencana itu, lebih dulu mijil. Kalau dibenarkan, diijinkan (diparengake) Urip, barulah dilaksanakan. Dalam melaksanakan itulah akal-pikiran (angen-angen), budi-pekerti dan panca indera digunakan sebagai alat melaksanakan. Kalau kehendak, keinginan, rencana, setelah mijil, tidak dibenarkan, tidak diijinkan oleh Urip, maka dibatalkan (tidak jadi dilaksanakan atau dikerjakan).

Karena Urip itu berasal dari Tuhan(ruh dalam diri kita berasal dari Allah), pasti selalu baik dan benar.
Yang bisa jelek dan salah itu manusianya.

Dengan setiap saat, setiap hari, manusia menjalani hidupnya selalu sesuai dengan karsanya Urip (Ingsun), maka dia berjalan di jalan Hidup (Urip), yang arahnya selalu menuju kepada asal atau sumbernya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa,
Allah, Gusti Ingkang Moho Suci. Dengan perkataan lain, manusia itu setiap harinya makin dekat kepada Tuhannya, sampai suatu saat mencapai kondisi Uripnya, Ruhnya, bisa berhubungan dengan RUH, URIP yang Maha Besar (kang ngamlimpudi jagad royo saisine), yang tidak lain adalah Tuhan Yang Maha Esa, Allah, Gusti Ingkang Moho Suci, Ini yang dinamakan mencapai Kasampurnaning Wong Urip.

Manusia yang demikian itu, apabila sampai saatnya meninggal dunia, Ruhnya, Uripnya, akan langsung menunggal dengan Tuhan, Allah, Gusti Ingakang Moho Suci (mencapai kasampurnan jati) dan tidak gentayangan (nglambrang) di alam antara berjuta-juta tahun lamanya, dengan segala penderitaannya. Sedang kalau sempurno, raganya langsung lebur kembali menjadi tanah, air, hawa dan api (mencapai kasedan jati).

Jadi, itulah tujuan orang menjalani Laku Kasampurnan Manunggal kinanthenan Sarwo Mijil, menggunakan Panca
Gaib (Kunci, Asmo, Mijil, singkir, Paweling). Bukan untuk keperluan duniawi, juga bukan seperti ilmu atau ngelmu untuk menjadikan manusia punya doyo-luwih agar dikagumi sesamanya, dihormati sesamanya, seperti
menjadi ahli pangusadan, kawaskitan dan sejenisnya, apalagi jenis kanuragan.

Orang yang menjalani Laku Kasampurnan dengan menggunakan Panca Gaib itu lazim dikenal sebagai Putro Romo Herucokro
Semono, karena yang memberikan laku itu adalah Romo Herucokro Semono (1900-1981).

Untuk bisa menjalani laku kasampurnan itu, sebagai dasar diperlukan menjalani laku pangumbahing rogo, yaitu sabar, narimo,
ngalah, tresno welas asih marang opo lan sopo wae, dan ikhlas.Dengan segala gerak-gerik, tingkah laku, bahkan ucapan, selalu mengikuti karsanya Urip, berarti menipiskan ke-Akuan-an dirinya.

Maka
Putro Romo akan nampak sekali tidak menonjolkan diri, selalu bersikap rendah hati (bukan rendah diri). Tidak rumongso biso, tetapi selalu bisa ngrumangsani yen awake dewe iku isih tansah luput, isih reget. Tidak menunjukkan sikap merasa dirinya baik dan benar. Penampilan sikapnya menampakkan tidak bisa apa-apa sehingga wajar sekali kalau seorang Putro Romo sering disepelekan orang. Bagi si Putro sendiri malah bersyukur kalau disepelekan (ora diuwongake), karena malah jadi bebas dan benar-benar merdeka. Sehingga tidak banyak gangguan dalam menjalani laku kasampurnan.

Putro Romo sadar bahwa dirinya tidak bisa apa-apa. Kalau bisa karena Maha Suci yang menghedaki, melalui Uripnya. Maka
seorang Putro Romo tidak pernah butuh dibenarkan oleh siapapun. Ini tanda seseorang telah sampai (wis nglenggahi) kebenaran sejati (benering-bener, beciking-becik, ora butuh dibenerake).Kalau dijelek-jelekkan orang, segera berterimakasih kepada Tuhan, karena berarti dirinya dipupuk (yen siro dipopoki tahi liyan, enggal-enggalo matur nuwun marang Gusti Ingkang Moho Suci, amargo iku tandane lakumu dirabuk).

Dalam memperingati tanggal turunnya wahyu, wajar apabila diadakan peringatan yang bersifat upacara dengan pertunjukan,
misalnya wayang kulit. Tetapi bukan itu yang penting. Yang penting adalah bahwa kita semua menyadari, sekalipun paringan dan wulang-wuruk Romo Herucokro Semono sudah lama sekali, ternyata kita semua belum bisa menampilkan bentuk(kontho) dan wujud (warno/rupo) sebagai Putro ROMO, sebagaimana dikehendaki Romo Herucokro Semono.

Kita masih menonjolkan keakuan kita masing-masing, Ada yang ngagul-agulake bandhane, kepinterane, sugihe pangerten dan lain-lain. Bahkan tidak segan-segan dan malu-malu mengaku-aku seolah-olah pengganti Romo Herucokro Semono, Gek modhale opo?, demikian sering diucapkan Romo Herucokro Semono.

Peringatan ini harus bisa menyadarkan diri kita masing-masing, bahwa laku kita dalam nggayuh kasampurnan masih sangat
dangkal, masih jauh. Nyungsang bawono balik setiap harinya saja kita belum sanggup. Tiap mijil memang mengucap : “ Panjenengan Ingsun kagungan karso”, Tetapi tetap saja yang diucapkan, dilakukan karsanya Aku (karsanya manusianya).

Marilah kita jadikan peringatan ini untuk bersama-sama memulai hidup dengan lembaran baru. Tidak ada Putro Romo yang rebut-unggul, rebut-ducung (rebut menonjol di depan), tidak ada saling salah-menyalahkan, tidak ada saling menjelekkan, tidak ada saling mencela, apalagi memusuhi sesama Putro Romo dengan cara dan jalan apapun. Kita terima adanya berbagai perbedaan, karena kesungguhan menjalani laku berbeda pula. Sadarilah bahwa diri kita sendiri juga mengalami proses, dulu dan sekarang berbeda. Tekad keberanian kita nyungsang bawono balik, yaitu semata-mata nurut lan nuruti samubarang dhawuhe Urip juga masih berbeda. Hal-hal yang bersifat duniawi, semua itu hanya asesori atau kelengkapan orang hidup, yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Laku Kasampurnan. Orang yang kaya materi sering malah jadi godaan dan sandungan dalam menjalani laku. Sebaliknya yang
sangat kekurangan, sehingga untuk hidup sehari-hari saja tidak ada, juga sering membuat putus-asa. Jadi orang yang bisa menerima apa adanya, dan bisa tidak dijajah oleh hal-hal yang bersifat duniawi, sekalipun memerlukannya. Yang penting kita awasi diri kita masing-masing setiap harinya. Apakah hari ini saya lebih banyak nurut lan nuruti karsanya Urip, atau lebih banyak nuruti karsanya dewe?

Demikian yang bisa saya sampaikan pada peringatan turunnya wahyu berupa Panca Gaib sebagai sarana menjalani Laku Kasampurnan Manunggal Kinantenan Sarwo Mijil.

Semoga
kita semua senantiasa mampu menerima dan melaksanakan dhawuh-dhawuhnya Urip, agar perjalannan kita selalu menuju kepada URIP yang ngalimpudi jagad royo saisine, yaitu ROMO, Gusti Ingkang Moho Suci.

Jakarta, 13-14 November 2002

(Dr. Wahyono Raharjo GSW, MBA)
http://www.kapribaden.org

Wah... Yesus punya saingan dong? Bukankah si Romo mampu juga menghidupkan orang mati?

Hal biasa di Nusantara ini kedunungan hal aneh, Orang ahli dalam mati banyak disini, malah status orangnya tak beragama, tapi ia sadar akan hidup ini penuh cinta kasih..
Rahayu sagung dumadi ...

Slametbedjo wrote:Hal biasa di Nusantara ini kedunungan hal aneh, Orang ahli dalam mati banyak disini, malah status orangnya tak beragama, tapi ia sadar akan hidup ini penuh cinta kasih..
Rahayu sagung dumadi ...

Dengan demikian, maka menghidupkan orang mati bukan hal yang mampu menguatkan bahwa seseorang itu adalah Tuhan. Setujukah Anda?

Betul, Kemampuan itu karena ada Sang Urip. Urip yang bertidak, bukan Rogo kita. Semua tidak ada apa-apanya bila ditinggal URIP ... Orang bisa makan juga karena dia "urip" tapi wong urip bukan karena dia makan.
Begitu den mas analisa wong djowo.

Djangan memperbudak sang Urip,ikutilah Urip itu...mari cinta kasih terhadap siapa saja dan apa saja.

Slametbedjo wrote:Betul, Kemampuan itu karena ada Sang Urip. Urip yang bertidak, bukan Rogo kita. Semua tidak ada apa-apanya bila ditinggal URIP ... Orang bisa makan juga karena dia "urip" tapi wong urip bukan karena dia makan.
Begitu den mas analisa wong djowo.

Djangan memperbudak sang Urip,ikutilah Urip itu...mari cinta kasih terhadap siapa saja dan apa saja.

Termasukkah cinta kasih terhadap musuh atau orang yang benar-benar ingin menjerumuskan kita?

La iya benar.. Doakan biar sadar Hidupnya... Nanti sang urip yang menyelesaikan hal ini.

Kisah: Kejadian bom bali, masyarakat sana dengan kesadaran penuh mengungkapkan tak mau membalas hal itu, karena tak ada selesainya bila saling membalas. meskipun ia dihina sebagai penyembah patung. Padahal Amrozipun nyata2 juga menyembah rumah.

Slametbedjo wrote:La iya benar.. Doakan biar sadar Hidupnya... Nanti sang urip yang menyelesaikan hal ini.

Kisah: Kejadian bom bali, masyarakat sana dengan kesadaran penuh mengungkapkan tak mau membalas hal itu, karena tak ada selesainya bila saling membalas. meskipun ia dihina sebagai penyembah patung. Padahal Amrozipun nyata2 juga menyembah rumah.

Apa yang akan Anda lakukan bila dia sukses menjerumuskan Anda, keluarga Anda dan orang-orang di sekitar Anda?

Laporan sajalah kepada ROMO Gusti Ingkang moho suci (kami menyebut Tuhan adalah ROMO) saya percaya ROMO akan menjawab di kitab adammakno dan Romo yang menyelesaikannya. Kami tidak takut dan kuatirkan hal itu, nyata2 Romo mengabulkan doa kami entah dengan cara ROMO.
Bahwa inti perjalanan hidup manusia harus pasrah bongkokan/total sama Sang Urip yang dipercaya oleh Romo moho suci dengan pangumbahing rogo(ponco gaib), seperti yesus itu ngikut saja mau di apakan terserah,dan sekarang harum namanya.
contoh:
Nyata janji eyang sabdopalon(500 tahun setelah demak/serat jayabaya) juga ikut menyelesaikan masalah ini,sekarang bermunculan para pakar theologi dan sejarah bongkar2 alquran, saya hanya berdoa dan memandang bola dunia berputar dengan alamiahnya saja menurut dengan kehendak ROMO. Saya matipun tak masalah,langsung tinunggalan dgn ROMO,semua akan kembali ke asal-muasalnya dan saya percaya inilah jalan yang paling cepat dan benering-bener, tanpa ada embel2 acara mampir2 nglambrang sampai ribuan tahun lagi,inilah swasono ketenangan manunggal dan disitu sampailah tak ada lagi apa-apa kembali ke Suci semula. Tamat

Slametbedjo wrote:Laporan sajalah kepada ROMO Gusti Ingkang moho suci (kami menyebut Tuhan adalah ROMO) saya percaya ROMO akan menjawab di kitab adammakno dan Romo yang menyelesaikannya. Kami tidak takut dan kuatirkan hal itu, nyata2 Romo mengabulkan doa kami entah dengan cara ROMO.
Bahwa inti perjalanan hidup manusia harus pasrah bongkokan/total sama Sang Urip yang dipercaya oleh Romo moho suci dengan pangumbahing rogo(ponco gaib), seperti yesus itu ngikut saja mau di apakan terserah,dan sekarang harum namanya.
contoh:
Nyata janji eyang sabdopalon(500 tahun setelah demak/serat jayabaya) juga ikut menyelesaikan masalah ini,sekarang bermunculan para pakar theologi dan sejarah bongkar2 alquran, saya hanya berdoa dan memandang bola dunia berputar dengan alamiahnya saja menurut dengan kehendak ROMO. Saya matipun tak masalah,langsung tinunggalan dgn ROMO,semua akan kembali ke asal-muasalnya dan saya percaya inilah jalan yang paling cepat dan benering-bener, tanpa ada embel2 acara mampir2 nglambrang sampai ribuan tahun lagi,inilah swasono ketenangan manunggal dan disitu sampailah tak ada lagi apa-apa kembali ke Suci semula. Tamat

Apakah Anda bermaksud: hanya berserah diri (berdoa) tanpa mencegah atau mengobati? Lantas mengapa Anda masih harus bekerja? Mengapa tidak laporkan saja kepada Romo kalau Anda sedang lapar?

Memang menurut (@bayo) benar, Tapi apakah benarnya anda sudah benar menurut ROMO?
Yang mencegah ataupun menjalankan semua ROMO,Dan pula mengobati lalu mkenyembuhkan juga ROMO.
Lalu siapa yang membuat Rasa lapar dan kenyang?

Mari pelajari serat ini: https://murtadinkafirun.forumotion.com/t6918-serat-gatholoco

disini sangat jelas arti hidup dan mati dan cara perlakuan terhadap sesama.

Slametbedjo wrote:Memang menurut (@bayo) benar, Tapi apakah benarnya anda sudah benar menurut ROMO?
Yang mencegah ataupun menjalankan semua ROMO,Dan pula mengobati lalu mkenyembuhkan juga ROMO.
Lalu siapa yang membuat Rasa lapar dan kenyang?

Mari pelajari serat ini: https://murtadinkafirun.forumotion.com/t6918-serat-gatholoco

disini sangat jelas arti hidup dan mati dan cara perlakuan terhadap sesama.

Masih perlukah kita bekerja untuk sesuap nasi? Atau sudah cukup dengan mengadu kepada Romo?

Anda benar sekali denmas itu bagi yang belum fasih membaca kitab,hal itu tidak salah.
Nah disinilah mari kita belajar membaca kitab perintah2 Romo yang secara langsung tertulis di kitab suci Adammakno,yang memang sangat akurat sekali kebenarannya.
Kita harus selalu sambung terus dgn Romo siang-malem sepanjang urip,sampai2 rasa manunggal benar2 menyatu.
Bekerja untuk nasi? banyak yang bekerja bukan untuk sesuap nasi akan tetapi nasi itu datang sendiri melimpah sampai2 ber-ton2-nan sehingga ia tak lagi doyan nasi.ataupun ada yang sebaliknya. Tinggal Roso kita benar,teruslah. Bila Salah,berhentilah.
Mari kita2 mempercayakan semua hal keseluruhannya pada Romo gusti ingkang Moho Suci,manusia tinggal menjalankan skenario,dan manunggal kembali asal dari Uripe.hal ini bersifat pribadi.

Slametbedjo wrote:Anda benar sekali denmas itu bagi yang belum fasih membaca kitab,hal itu tidak salah.
Nah disinilah mari kita belajar membaca kitab perintah2 Romo yang secara langsung tertulis di kitab suci Adammakno,yang memang sangat akurat sekali kebenarannya.
Kita harus selalu sambung terus dgn Romo siang-malem sepanjang urip,sampai2 rasa manunggal benar2 menyatu.
Bekerja untuk nasi? banyak yang bekerja bukan untuk sesuap nasi akan tetapi nasi itu datang sendiri melimpah sampai2 ber-ton2-nan sehingga ia tak lagi doyan nasi.ataupun ada yang sebaliknya. Tinggal Roso kita benar,teruslah. Bila Salah,berhentilah.
Mari kita2 mempercayakan semua hal keseluruhannya pada Romo gusti ingkang Moho Suci,manusia tinggal menjalankan skenario,dan manunggal kembali asal dari Uripe.hal ini bersifat pribadi.

Anda belum pernah menjawab. Perlukah kita bekerja untuk kelangsungan hidup (bila Anda tidak setuju dengan istilah sesuap nasi)? Atau kita sudah cukup mengadu saja ke Romo bahwa kita perlu makan?
Saya tambah lagi pertanyaannya:
Pernahkah Anda ke dokter? Atau Anda hanya mengadu kepada Romo bila Anda sakit?

wah, maaf denmas bayo, mungkin penyebabnya salah tafsir.

-pertanyaan: Perlukah kita bekerja untuk kelangsungan hidup?
 Jawaban    : Tidak
-Pertanyaan: Apa kita sudah cukup mengadu ke Romo bahwa kita perlu makan?
 Jawaban    : ya
-Pertanyaan: Pernahkah saya ke dokter?
 jawaban    : ya,/pernah
-pertanyaan: Apa Saya hanya mengadu ke Romo bila sakit?
 Jawaban    : Tidak.

Slametbedjo wrote:wah, maaf denmas bayo, mungkin penyebabnya salah tafsir.

-pertanyaan: Perlukah kita bekerja untuk kelangsungan hidup?
 Jawaban    : Tidak
-Pertanyaan: Apa kita sudah cukup mengadu ke Romo bahwa kita perlu makan?
 Jawaban    : ya
-Pertanyaan: Pernahkah saya ke dokter?
 jawaban    : ya,/pernah
-pertanyaan: Apa Saya hanya mengadu ke Romo bila sakit?
 Jawaban    : Tidak.

1. Makan untuk kelangsungan hidup manusia didapat dari mana bila manusia tidak perlu bekerja?
2. Mengapa tidak cukup dengan hanya mengadu ke Romo saja? Apakah Romo tidak mampu menyembuhkan Anda bila Anda sedang sakit?

1.Pertanyaan: Makan untuk kelangsungan hidup manusia didapat dari mana bila manusia tidak perlu bekerja?
Jawaban      : Makan untuk kelangsungan hidup manusia itu belum 100% benar. tapi bukan makan yang menyebabkan kelangsungan hidup manusia. Dan yang benar yang menyebabkan hidup manusia adalah adanya URIP/SANG URIP. Jelas !! percaya atau tidak semua akan mati bila ditinggalkan Uripnya..! bayi tanpa kerja dapet hidup juga. Kyai tak kerja omong doang dapet beras. Romo memang moho adil.

2.Pertanyaan: Mengapa tidak cukup dengan hanya mengadu ke Romo saja? Apakah Romo tidak mampu menyembuhkan Anda bila Anda sedang sakit?
Jawaban      : Karena ada petunjuk urip saat itu bahwa saya disuruh cari dokter,tinggal petunjuk urip harus bagaimana nanti.Tapi bukan dokter penembuhnya tapi Romo.Kalau dulu waktu Romo semono ada di sabdo mari maka langsung mari/sembuh karena sabdonya sabdo dadi. Tapi sekarang para siswanya  sabdonya banyak yang mentah kalo kebanyaan bohongnya,dan selalu memperbudak urip yang seharusnya urip adalah tuan bagi manusia urip itu sendiri.

Kejadian: Seorang siswi paguyuban,ia sakit malam2,kita2 pake mobil ditolak di 5 RSU mana2 sampailah di daerah jogja Bethesda ditolak juga, lalu dibawa ke RS gunungkidul ternyata ditolak juga lalu 2 orang patrap/semedi meminta petujuk, ada gambaran orang 1; daun suji gan orang 2;Temu lawak, sesampai di warung makan berhenti semua turun makan, malah yang sakit minta turun jalan yang tadinya tak dapat jalan lalu jalan, dan setelah itu maka pulang kembali dan diobati pake petunjuk itu dan sembuh tanpa pergi ke dokter.Romo maha penyembuh.

Slametbedjo wrote:1.Pertanyaan: Makan untuk kelangsungan hidup manusia didapat dari mana bila manusia tidak perlu bekerja?
Jawaban      : Makan untuk kelangsungan hidup manusia itu belum 100% benar. tapi bukan makan yang menyebabkan kelangsungan hidup manusia. Dan yang benar yang menyebabkan hidup manusia adalah adanya URIP/SANG URIP. Jelas !! percaya atau tidak semua akan mati bila ditinggalkan Uripnya..! bayi tanpa kerja dapet hidup juga. Kyai tak kerja omong doang dapet beras. Romo memang moho adil.

Bayi masih dalam tanggungan orang tua. Dengan demikian, orang tuanyalah yang bekerja. Coba bila orang tua atau yang mengasuhnya tidak ada. Tentu si bayi tidak akan bisa makan. Dan ketahuilah, manusia pada umumnya tidak akan bisa hidup tanpa makan. Berapa hari Anda kuat tanpa makan? Ingat, yang saya tanya bukan hanya nasi, tetapi setiap makanan yang masuk ke dalam mulut.
Soal kyai yang Anda maksud itu juga disebut kerja. Tanpa ngomong dia tidak akan dapat beras. Berarti ngomong itu adalah caranya bekerja.
Bila makan untuk kelangsungan hidup belum 100% benar, coba buktikan bahwa ada manusia yang hidup tanpa makan! Siapa sajakah manusia yang bisa bertahan hidup tanpa makanan sejak dia lahir sampai dewasa?

2.Pertanyaan: Mengapa tidak cukup dengan hanya mengadu ke Romo saja? Apakah Romo tidak mampu menyembuhkan Anda bila Anda sedang sakit?
Jawaban      : Karena ada petunjuk urip saat itu bahwa saya disuruh cari dokter,tinggal petunjuk urip harus bagaimana nanti.Tapi bukan dokter penembuhnya tapi Romo.Kalau dulu waktu Romo semono ada di sabdo mari maka langsung mari/sembuh karena sabdonya sabdo dadi. Tapi sekarang para siswanya  sabdonya banyak yang mentah kalo kebanyaan bohongnya,dan selalu memperbudak urip yang seharusnya urip adalah tuan bagi manusia urip itu sendiri.

Kejadian: Seorang siswi paguyuban,ia sakit malam2,kita2 pake mobil ditolak di 5 RSU mana2 sampailah di daerah jogja Bethesda ditolak juga, lalu dibawa ke RS gunungkidul ternyata ditolak juga lalu 2 orang patrap/semedi meminta petujuk, ada gambaran orang 1; daun suji gan orang 2;Temu lawak, sesampai di warung makan berhenti semua turun makan, malah yang sakit minta turun jalan yang tadinya tak dapat jalan lalu jalan, dan setelah itu maka pulang kembali dan diobati pake petunjuk itu dan sembuh tanpa pergi ke dokter.Romo maha penyembuh.

Jawaban Anda sepertinya kontradiksi. Di awal Anda sebutkan perlu ke dokter. Dan contoh kejadian yang Anda sebutkan itu tidak perlu ke dokter. Yang benar mana? Perlu ke dokter atau tidak perlu ke dokter?
Bila perlu ke dokter, apa tujuan Anda pergi ke dokter tersebut?

Sangatlah Jelas kontradiksi.Sebab kita masih terpenjara dalam dualitas hukum alam dunia, wanita x laki, sakit x sehat, sembuh x luka, dunia x akherat.dll

-Yang benar mana? Perlu ke dokter atau tidak perlu ke dokter?
Tidak perlu,Karena dokter bukan penyembuh,dahulu tidak ada dokter tapi manusia tetap ada sampai sekarang,dan dengan adanya dokter/dukun manusia takdapat menghindar dari azaz kematian. jadi mati itu disebabkan ditinggalkan sang urip,bukan karena adanya sakit, sakit adalah efek dari dualisme dunia akherat.
- Bila perlu ke dokter, apa tujuan Anda pergi ke dokter tersebut?
Yang jelas tujuannya cari penyembuh selain Romo,atau belum percaya 1000% atas kuasaning Urip. Nah ini adalah tester usaha tolak ukur bagi saya/lainnya dalam laku urip,apakah dalam jadi siswa masuk kelas berapa. Semakin tinggi kelas orang itu maka semakin bodoh orang itu,malah jadi tertawaan orang. jadi rumusnya berbanding terbalik kenyataan di dunia.

Contoh: Orang suka kaya >malahan ia milih miskin, orang suka sehat>malahan milih sakit, orang suka waras>malahan milih edan. Hidup dianggapnya simulator. Orang2 seperti ini harus diwaspadai karena sedang dalam pendekatan dalam Tuhan.

Slametbedjo wrote:Sangatlah Jelas kontradiksi.Sebab kita masih terpenjara dalam dualitas hukum alam dunia, wanita x laki, sakit x sehat, sembuh x luka, dunia x akherat.dll

-Yang benar mana? Perlu ke dokter atau tidak perlu ke dokter?
Tidak perlu,Karena dokter bukan penyembuh,dahulu tidak ada dokter tapi manusia tetap ada sampai sekarang,dan dengan adanya dokter/dukun manusia takdapat menghindar dari azaz kematian. jadi mati itu disebabkan ditinggalkan sang urip,bukan karena adanya sakit, sakit adalah efek dari dualisme dunia akherat.

Kita tidak sedang membahas hidup dan mati soal dokter. Tapi soal sakit dan sehat.
Anda menjawab tidak perlu ke dokter. Artinya Anda telah membantah pernyataan Anda sebelumnya. Nih... lihat lagi tulisan Anda pada hari Rabu, 19 Jun 2013, 15:12

Slametbedjo wrote:.... 2.Pertanyaan: Mengapa tidak cukup dengan hanya mengadu ke Romo saja? Apakah Romo tidak mampu menyembuhkan Anda bila Anda sedang sakit?
Jawaban      : Karena ada petunjuk urip saat itu bahwa saya disuruh cari dokter,tinggal petunjuk urip harus bagaimana nanti.Tapi bukan dokter penembuhnya tapi Romo.Kalau dulu waktu Romo semono ada di sabdo mari maka langsung mari/sembuh karena sabdonya sabdo dadi. Tapi sekarang para siswanya  sabdonya banyak yang mentah kalo kebanyaan bohongnya,dan selalu memperbudak urip yang seharusnya urip adalah tuan bagi manusia urip itu sendiri....

Nah... pada kutipan di atas, Anda disuruh ke dokter sesuai petunjuk urip.
Yang benar mana sih 'tidak perlu ke dokter' atau 'harus cari dokter' sesuai petunjuk urip?

Slametbedjo wrote:
- Bila perlu ke dokter, apa tujuan Anda pergi ke dokter tersebut?
Yang jelas tujuannya cari penyembuh selain Romo,atau belum percaya 1000% atas kuasaning Urip. Nah ini adalah tester usaha tolak ukur bagi saya/lainnya dalam laku urip,apakah dalam jadi siswa masuk kelas berapa. Semakin tinggi kelas orang itu maka semakin bodoh orang itu,malah jadi tertawaan orang. jadi rumusnya berbanding terbalik kenyataan di dunia.

Contoh: Orang suka kaya >malahan ia milih miskin, orang suka sehat>malahan milih sakit, orang suka waras>malahan milih edan. Hidup dianggapnya simulator. Orang2 seperti ini harus diwaspadai karena sedang dalam pendekatan dalam Tuhan.

Cari penyembuhan selain Romo? Artinya itu adalah usaha.
Dan urip telah memberi petunjuk bahwa kita harus berusaha mencari penyembuhan selain Romo, begitukah?
Mengapa urip tidak memberi petunjuk bahwa kesembuhan harus diminta pada Romo saja?

-Pertanyaan: Nah... pada kutipan di atas, Anda disuruh ke dokter sesuai petunjuk urip.
Yang benar mana sih 'tidak perlu ke dokter' atau 'harus cari dokter' sesuai petunjuk urip?
Jawaban     : Perlu ke dokter atau tidak itu tergantung pada roso Urip pribadinya masing2. Tak dapat ditekan sama untuk semua orang.dan kasus diatas saya hanya nuruti karsanya yang punya hajad/yang sakit. Nyatanya banyak orang yang sudah parah sakitnya dia tak mau dibawa ke dokter, karena lebih senang menghadap Sang Romo, kalo sudah begini mau apa dikata? Dokter dan dukun tak berguna bagi dia.
Lainlah bagi yang belom mau tunduk sama Urip, maka segera cepat2 mencari dokter untuk memegangi nyawanya supaya jangan keluar dari tubuh ini.

-Pertanyaan : Cari penyembuhan selain Romo? Artinya itu adalah usaha.
Dan urip telah memberi petunjuk bahwa kita harus berusaha mencari penyembuhan selain Romo, begitukah?
Mengapa urip tidak memberi petunjuk bahwa kesembuhan harus diminta pada Romo saja?
Jawaban    : Bolehlah dikatakan seperti itu,akan tetapi tidak sama maksudnya. Sebetulnya Urip sudah memberi petunjuk sebelum kejadian ada,Karena kesadaran hidup manusia tidak sama, maka otaklah yang bekerja dan diandalkan untuk bertahan hidup sehingga tidak dapat membaca pesan2 Sang Urip, sebetulnya Sang Urip sama sekali takperlu diperjuangkan,karena Urip lebih faham akan diri kita.Sang Urip adalah sang dalang bagi kita2. Dualitas yang menutupi cahaya Romo untuk masuk kepada kehidupan kita. Sehingga terjadilah kesengsaraan jiwa yang lama2 efeknya ketubuh kita malah bisa menular ke-mana2.

Inti ajarannya adalah:
HIDUP ADALAH UNTUK MATI.
MATI ADALAH UNTUK HIDUP.

Slametbedjo wrote:-Pertanyaan: Nah... pada kutipan di atas, Anda disuruh ke dokter sesuai petunjuk urip.
Yang benar mana sih 'tidak perlu ke dokter' atau 'harus cari dokter' sesuai petunjuk urip?
Jawaban     : Perlu ke dokter atau tidak itu tergantung pada roso Urip pribadinya masing2. Tak dapat ditekan sama untuk semua orang.dan kasus diatas saya hanya nuruti karsanya yang punya hajad/yang sakit. Nyatanya banyak orang yang sudah parah sakitnya dia tak mau dibawa ke dokter, karena lebih senang menghadap Sang Romo, kalo sudah begini mau apa dikata? Dokter dan dukun tak berguna bagi dia.
Lainlah bagi yang belom mau tunduk sama Urip, maka segera cepat2 mencari dokter untuk memegangi nyawanya supaya jangan keluar dari tubuh ini.

-Pertanyaan : Cari penyembuhan selain Romo? Artinya itu adalah usaha.
Dan urip telah memberi petunjuk bahwa kita harus berusaha mencari penyembuhan selain Romo, begitukah?
Mengapa urip tidak memberi petunjuk bahwa kesembuhan harus diminta pada Romo saja?
Jawaban    : Bolehlah dikatakan seperti itu,akan tetapi tidak sama maksudnya. Sebetulnya Urip sudah memberi petunjuk sebelum kejadian ada,Karena kesadaran hidup manusia tidak sama, maka otaklah yang bekerja dan diandalkan untuk bertahan hidup sehingga tidak dapat membaca pesan2 Sang Urip, sebetulnya Sang Urip sama sekali takperlu diperjuangkan,karena Urip lebih faham akan diri kita.Sang Urip adalah sang dalang bagi kita2. Dualitas yang menutupi cahaya Romo untuk masuk kepada kehidupan kita. Sehingga terjadilah kesengsaraan jiwa yang lama2 efeknya ketubuh kita malah bisa menular ke-mana2.

Inti ajarannya adalah:
HIDUP ADALAH UNTUK MATI.
MATI ADALAH UNTUK HIDUP.

Intinya:
Apakah Romo mengajarkan manusia untuk berusaha atau tidak?

hehehehe.... ada ada ajah yah....kembali ke jaman primitip....bikin tuhan sendiri...bikin agama sendiri...bikin itu ini sendiri...jawa memang jos....banyak para pemikir...sampai2 bisa bikin aliran kepercayaan yang bejibun....dahulu di desaku juga seperti itu...panen kasih sesaji, sunatan kasih sesaji, mantenan kasih sesaji ...

tapi kini tdk ada sesaji lagi...tapi dikasih ke panti asuhan..lebih bermanfaat

Pertanyaan: Intinya:
Apakah Romo mengajarkan manusia untuk berusaha atau tidak?

Jawaban   : Bisa Ya dan bisa Tidak.
Karena Sang Urip sudah mendapat kuasanya dari Romo, maka rogo akal budi juga diberi kuasa pula. Bacalah hidup pribadi dengan tepat lewat kuasaning Urip. Jangan bingung dan jangan susah. Lewatilah jalan terang itu, Romo adalah jalan pintas menuju katentreman sejati.

@gusti_bara: Pendapat anda ada benarnya, ngurusi anak2 manusia adalah keharusan karena untuk kemanusiaan. Karena Kuasa Urip itu luas maka Romo menebarkan penguripan dimana-mana. Sesaji yang bagaimana dahulu yang dimaksud? Kalaulah setiap orang sudah diberi pepadang maka akan tahu semua hal. Sesaji adalah pengorbanan rasa terimakasih karena limpahan kuasaNya . Sama seperti muslim harus nyembelih kambing pada idul fitri karena kepercayaan prioritas jangka panjangnya,meskipun sekarang sudah kurang relefan dgn situasi masyarakat,karena masyarakat butuhnya kerjaan,uang,besin,beras dan bukan daging yang hanya dalam 1 atau 2 hari saja,maka dijualah/diuangkan daging korban itu supaya lebih awet, gejala tekanan darah tinggi juga sudah merambah ke orang2 miskin.

Slametbedjo wrote:Pertanyaan: Intinya:
Apakah Romo mengajarkan manusia untuk berusaha atau tidak?

Jawaban   : Bisa Ya dan bisa Tidak.
Karena Sang Urip sudah mendapat kuasanya dari Romo, maka rogo akal budi juga diberi kuasa pula. Bacalah takdir pribadi dengan tepat lewat kuasaning Urip. Jangan bingung dan jangan susah. Lewatilah jalan terang itu, Romo adalah jalan pintas menuju katentreman sejati.

Bisa ya dan bisa tidak? Apakah ini mengindikasikan bahwa Romo itu bersifat plin-plan atau bersifat ragu-ragu? Apakah Romo tidak bisa mengambil sikap tegas dalam mengajarkan sesuatu kepada manusia?

Pertanyaan: Bisa ya dan bisa tidak? Apakah ini mengindikasikan bahwa Romo itu bersifat plin-plan atau bersifat ragu-ragu? Apakah Romo tidak bisa mengambil sikap tegas dalam mengajarkan sesuatu kepada manusia?

Jawaban  : Karena itu manusia diberi kuasa Urip. Romo tak ada ragu nguripi manusia. Urip bertanggung jawab atas rogo, bila rogo manut/tunduk sama sang Urip.
Untuk berobat bacalah petunjuk aturan pakai obat, untuk berobat bacalah petunjuk sang Urip dalam resep. ataulah makan sebanyak-banyaknya biar lekas sembuh? baguslah kalau sembuh atau sebaliknya.
Contoh: orang pingsan akibat dari mabok minum anggur tak usah di bawa usaha ke dokter,nanti akan sembuh sendirinya. Karena urip memberi tahu itu tak berbahaya. Semua karena membaca Urip.

Bahwa konsep: "hidup untuk mati dan mati untuk hidup" menurut akal bertentangan tetapi dengan karuniaNya itulah arti yang saya pahami,yaitu harus menyatu dengan alam dualisme dengan monotisme berputar-putar dengan jawaban tidak menentu sesuai alam yang kita pijak.

Slametbedjo wrote:Pertanyaan: Bisa ya dan bisa tidak? Apakah ini mengindikasikan bahwa Romo itu bersifat plin-plan atau bersifat ragu-ragu? Apakah Romo tidak bisa mengambil sikap tegas dalam mengajarkan sesuatu kepada manusia?

Jawaban  : Karena itu manusia diberi kuasa Urip. Romo tak ada ragu nguripi manusia. Urip bertanggung jawab atas rogo, bila rogo manut/tunduk sama sang Urip.
Untuk berobat bacalah petunjuk aturan pakai obat, untuk berobat bacalah petunjuk sang Urip dalam resep. ataulah makan sebanyak-banyaknya biar lekas sembuh? baguslah kalau sembuh atau sebaliknya.
Contoh: orang pingsan akibat dari mabok minum anggur tak usah di bawa usaha ke dokter,nanti akan sembuh sendirinya. Karena urip memberi tahu itu tak berbahaya. Semua karena membaca Urip.

Bahwa konsep: "hidup untuk mati dan mati untuk hidup" menurut akal bertentangan tetapi dengan karuniaNya itulah arti yang saya pahami,yaitu harus menyatu dengan alam dualisme dengan monotisme berputar-putar dengan jawaban tidak menentu sesuai alam yang kita pijak.

Bagaimana petunjuk Romo dalam hal berusaha?

Pretanyaan : Bagaimana petunjuk Romo dalam hal berusaha?

Jawaban    : Petunjuknya harus menjalani Laku/amal dahulu. Laku/amal welas asih marang sopo wae lan opo wae.Nanti bayarannya semua hal akan tahu dengan sendirinya. hal gampang tapi sulit.
                  Disini juga saya laku lewat yang dikenal Ponco Gaib(kunci,asmo,mijil,singkir,paweling), sebetulnya Romo suwargi dahulu tidak menamakan hal ini dgn poncogaib,itu hanya sebutan dibuat siswa supaya mempermudah penyebutan perintahnya yang dahulu disampaikan.

Kesimpulan: Kita laku/beramal bayarannya ya laku/amal itu sendiri.Baik akan jadi baik,buruk juga akan jadi buruk, syah semua adil. Tentrem ayem tak ada yang kurang dan lebih sehingga pas semua.

Slametbedjo wrote:Pretanyaan : Bagaimana petunjuk Romo dalam hal berusaha?

Jawaban    : Petunjuknya harus menjalani Laku/amal dahulu. Laku/amal welas asih marang sopo wae lan opo wae.Nanti bayarannya semua hal akan tahu dengan sendirinya. hal gampang tapi sulit.
                  Disini juga saya laku lewat yang dikenal Ponco Gaib(kunci,asmo,mijil,singkir,paweling), sebetulnya Romo suwargi dahulu tidak menamakan hal ini dgn poncogaib,itu hanya sebutan dibuat siswa supaya mempermudah penyebutan perintahnya yang dahulu disampaikan.

Kesimpulan: Kita laku/beramal bayarannya ya laku/amal itu sendiri.Baik akan jadi baik,buruk juga akan jadi buruk, syah semua adil. Tentrem ayem tak ada yang kurang dan lebih sehingga pas semua.

Yang saya tanya bukan soal bayaran atau hasil dari perbuatan manusia. Yang saya tanya adalah:
Bagaimana petunjuk Romo dalam hal berusaha?
Maksudnya begini:
Contohnya:
- Romo memberi petunjuk: Manusia tidak perlu berusaha karena Aku ini Maha Kuasa, minta sajalah padaKu.
atau
- Romo memberi petunjuk: Manusia harus berusaha tapi jangan lupa juga untuk meminta berkah dariKu.
atau
- Romo memberi petunjuk: Manusia harus berusaha, tak usah perdulikan Aku.

Menurut Anda, kira-kira mana petunjuk Romo dari beberapa contoh di atas?

Pertanyaan:
- Romo memberi petunjuk: Manusia tidak perlu berusaha karena Aku ini Maha Kuasa, minta sajalah padaKu.
atau
- Romo memberi petunjuk: Manusia harus berusaha tapi jangan lupa juga untuk meminta berkah dariKu.
atau
- Romo memberi petunjuk: Manusia harus berusaha, tak usah perdulikan Aku.
- Tambahan:Romo memberi petunjuk: Manusia [b style="font-weight: bold;"][b style="font-weight: bold;"][b style="font-weight: bold;"]tidak perlu usaha,dan [/b][/b][/b]tak usah perdulikan Aku.

Jawaban  : Semuanya boleh,perlu diicipi/rasakan cobalah nanti hasilnya dirasakan saja dgn lidahnya/rasanya masing2,karena keputusannya bertindak semua telah dikuasakan pada Sang urip lalu kuasanya dikuasakan lagi sebagian pada rogo.baik dan buruk tanggungan kuasa pribadinya. kalo masih hanya info katanya/jarene masih belom dapat dijadikan patokan Urip/hidup. NYATAKANLAH/BUKTIKANLAH.

tentang berusaha> usaha dibagi menjadi 2 penilaian.
1. Berusaha dalam kebaikan.
2. Berusaha dalam keburukan.
semua dapat minta berkah Romo ataupun juga tidak.

dan usaha2 itu masih ditopang pula:
1. Berusaha dalam kebaikan dengan cara a).Baik dan b). Buruk
2. Berusaha dalam keburukan dengan cara a). Baik dan b). Buruk pula.

Contoh: Tidur...
- Tidurpun bisa adalah sebuah usaha untuk sehat bagi orang sakit,tapi sakit apa dahulu.
- Tidur adalah sebuah usaha untuk menjadi sakit juga bisa pula.
dan kedua hal boleh meminta berkah Romo,ataupun tidak meminta berkah pula.

Salam Rahayu.

Slametbedjo wrote:Pertanyaan:
- Romo memberi petunjuk: Manusia tidak perlu berusaha karena Aku ini Maha Kuasa, minta sajalah padaKu.
atau
- Romo memberi petunjuk: Manusia harus berusaha tapi jangan lupa juga untuk meminta berkah dariKu.
atau
- Romo memberi petunjuk: Manusia harus berusaha, tak usah perdulikan Aku.
- Tambahan:Romo memberi petunjuk: Manusia [b style="font-weight: bold;"][b style="font-weight: bold;"][b style="font-weight: bold;"][b style="font-weight: bold;"][b style="font-weight: bold;"][b style="font-weight: bold;"]tidak perlu usaha,dan [/b][/b][/b][/b][/b][/b]tak usah perdulikan Aku.

Jawaban  : Semuanya boleh,perlu diicipi/rasakan cobalah nanti hasilnya dirasakan saja dgn lidahnya/rasanya masing2,karena keputusannya bertindak semua telah dikuasakan pada Sang urip lalu kuasanya dikuasakan lagi sebagian pada rogo.baik dan buruk tanggungan kuasa pribadinya. kalo masih hanya info katanya/jarene masih belom dapat dijadikan patokan Urip/hidup. NYATAKANLAH/BUKTIKANLAH.

tentang berusaha> usaha dibagi menjadi 2 penilaian.
1. Berusaha dalam kebaikan.
2. Berusaha dalam keburukan.
semua dapat minta berkah Romo ataupun juga tidak.

dan usaha2 itu masih ditopang pula:
1. Berusaha dalam kebaikan dengan cara a).Baik dan b). Buruk
2. Berusaha dalam keburukan dengan cara a). Baik dan b). Buruk pula.

Contoh: Tidur...
- Tidurpun bisa adalah sebuah usaha untuk sehat bagi orang sakit,tapi sakit apa dahulu.
- Tidur adalah sebuah usaha untuk menjadi sakit juga bisa pula.
dan kedua hal boleh meminta berkah Romo,ataupun tidak meminta berkah pula.

Salam Rahayu.

Oke kalau semuanya boleh. Tapi, mana yang diajarkan Romo? Mana yang diinginkan oleh Romo untuk dilakukan manusia?

Pertanyaan: Oke kalau semuanya boleh. 1).Tapi, mana yang diajarkan Romo? 2).Mana yang diinginkan oleh Romo untuk dilakukan manusia?

Jawaban    : 1). Laku/(Ponco gaib), 2) Romo ingin manusia membuktikan nyatane, bukan sekedar katanya. tapi itu bukti itu nantinya juga menjadi tak ada guna setelah manusia manunggal,yang ada hanya pelita katentreman untuk semuanya.

Fakta: Saya mengakui sendiri malu, masih jauh hanya sebatas omong saja dan belum bisa dan berat sekali hal Laku ini, hanya doa sajalah yang masih menyertai saya, saya mohon doanya. dan terima kasih atas tanggapan pada trit saya ini.

Slametbedjo wrote:Pertanyaan: Oke kalau semuanya boleh. 1).Tapi, mana yang diajarkan Romo? 2).Mana yang diinginkan oleh Romo untuk dilakukan manusia?

Jawaban    : 1). Laku/(Ponco gaib), 2) Romo ingin manusia membuktikan nyatane, bukan sekedar katanya. tapi itu bukti itu nantinya juga menjadi tak ada guna setelah manusia manunggal,yang ada hanya pelita katentreman untuk semuanya.

Fakta: Saya mengakui sendiri malu, masih jauh hanya sebatas omong saja dan belum bisa dan berat sekali hal Laku ini, hanya doa sajalah yang masih menyertai saya, saya mohon doanya. dan terima kasih atas tanggapan pada trit saya ini.

Sepertinya Anda kurang mengerti yang saya tanyakan hingga jawaban Anda tidak menjawab yang saya tanya. Nih saya ulangi:
Soal "makan" umpamanya. Bagaimana petunjuk Romo untuk mendapatkan makanan tsb?
Mana yang diajarkan Romo di antara pilihan di bawah ini:
1. Minta saja ke Romo tanpa perlu berusaha mendapatkannya.
2. Harus berusaha mendapatkannya dan tetap meminta ke Romo.
3. Harus berusaha mendapatkannya dan tidak perlu meminta ke Romo

Ini yang perlu Anda jawab. Bukan soal bukti, bukan soal omong saja, atau yang lain-lain.

Pertanyaan: Soal "makan" umpamanya. Bagaimana petunjuk Romo untuk mendapatkan makanan tsb?

Jawaban   : Ketiga-tiganya pertanyaan itu tidak diajarkan Romo Gusti Kang Moho Suci , kesuciannya mandiri yang tidak tersentuh urusan manusia saja.Karena Romo lebih paham awal sampai akhir segala hal.
Juklak untuk mendapatkan makanan tersebut bermacam-macam sesuai apa yang telah di pasrahkan satu paket pada Sang Urip, tentunya tidak sama kapasitas setiap orangnya.

Masalah ini anda mungkin belum sambung, menggiring ketiga pertanyaan anda itu dibuat absolut atau ketetapan buku ajaran, padahal semua jawabannya akan variatif semua, tidak bisa dipaksakan hanya dengan kata ya dan tidak, karena lain tempat akan lain cara dan lain cita rasa.

Slametbedjo wrote:Pertanyaan: Soal "makan" umpamanya. Bagaimana petunjuk Romo untuk mendapatkan makanan tsb?

Jawaban   : Ketiga-tiganya pertanyaan itu tidak diajarkan Romo Gusti Kang Moho Suci , kesuciannya mandiri yang tidak tersentuh urusan manusia saja.Karena Romo lebih paham awal sampai akhir segala hal.
Juklak untuk mendapatkan makanan tersebut bermacam-macam sesuai apa yang telah di pasrahkan satu paket pada Sang Urip, tentunya tidak sama kapasitas setiap orangnya.

Masalah ini anda mungkin belum sambung, menggiring ketiga pertanyaan anda itu dibuat absolut atau ketetapan buku ajaran, padahal semua jawabannya akan variatif semua, tidak bisa dipaksakan hanya dengan kata ya dan tidak, karena lain tempat akan lain cara dan lain cita rasa.

Sebenarnya Anda yang tidak berani menjawab. Anda takut jawaban Anda plin-plan.
Nih saya perjelas:
Bagaimana cara memperoleh makanan yang DISUKAI atau DIBERKATI oleh Romo?
1. Minta saja ke Romo tanpa perlu berusaha mendapatkannya.
2. Harus berusaha mendapatkannya dan tetap meminta ke Romo.
3. Harus berusaha mendapatkannya dan tidak perlu meminta ke Romo

Pertanyaan: Sebenarnya Anda yang tidak berani menjawab. Anda takut jawaban Anda plin-plan.
Nih saya perjelas:
Bagaimana cara memperoleh makanan yang DISUKAI atau DIBERKATI oleh Romo?
1. Minta saja ke Romo tanpa perlu berusaha mendapatkannya.
2. Harus berusaha mendapatkannya dan tetap meminta ke Romo.
3. Harus berusaha mendapatkannya dan tidak perlu meminta ke Romo

Jawab  : Tak perjelas nih " KETIGANYA TIDAK DIBERKAHI/DISUKAI ATAUPUN DIBENCI ROMO" Jelas!!.. ketiganya pilihan manusia mana suka saja.

Mengapa? cari sendiri sana pada islam,itu sudah saya lakukan lama banget dan nihil.
Saya tidak takut apa yang anda sangkakan pada saya.Romo Yang Mulia tidak menyuruh saya meminta dan berusaha serta mengajari cara berusaha karena semua sudah dikuasakan pada Sang Urip. Dah,..Jelas?
Dan Romo tidak mengeluarkan buku cetak beberapa edisi serta kursus2 membacanya seperti yang ada sekarang. Yang ada hanyalah Kitab Suci "ADAMMAKNO"

Slametbedjo wrote:Pertanyaan: Sebenarnya Anda yang tidak berani menjawab. Anda takut jawaban Anda plin-plan.
Nih saya perjelas:
Bagaimana cara memperoleh makanan yang DISUKAI atau DIBERKATI oleh Romo?
1. Minta saja ke Romo tanpa perlu berusaha mendapatkannya.
2. Harus berusaha mendapatkannya dan tetap meminta ke Romo.
3. Harus berusaha mendapatkannya dan tidak perlu meminta ke Romo

Jawab  : Tak perjelas nih " KETIGANYA TIDAK DIBERKAHI/DISUKAI ATAUPUN DIBENCI ROMO" Jelas!!.. ketiganya pilihan manusia mana suka saja.

Mengapa? cari sendiri sana pada islam,itu sudah saya lakukan lama banget dan nihil.
Saya tidak takut apa yang anda sangkakan pada saya.Romo Yang Mulia tidak menyuruh saya meminta dan berusaha serta mengajari cara berusaha karena semua sudah dikuasakan pada Sang Urip. Dah,..Jelas?
Dan Romo tidak mengeluarkan buku cetak beberapa edisi serta kursus2 membacanya seperti yang ada sekarang. Yang ada hanyalah Kitab Suci "ADAMMAKNO"

Jika demikian,
Bagaimana cara memperoleh makanan yang DISUKAI atau DIBERKATI oleh Romo?

@bayo : Bacalah yang Diatas.

Slametbedjo wrote:@bayo : Bacalah yang Diatas.

 Ringkasnya bagaimana?

Terserah pribadi anda saja(@bayo) bebas .

Slametbedjo wrote:Terserah pribadi anda saja(@bayo) bebas .

 bentaljemur adamakno.....kayak primpon...karangan siapa mas???

Slametbedjo wrote:Terserah pribadi anda saja(@bayo) bebas .

Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa apapun cara yang kita lakukan, maka Romo akan tetap suka? Begitukah?

Romo adalah Pribadi
 Romo tidak ada susah dan derita

Slametbedjo wrote:Romo adalah Pribadi
 Romo tidak ada susah dan derita

Ya... tapi apakah Romo menyukai setiap cara manusia untuk mendapatkan makanan?

"Tidak ada suka dan benci bagi Romo Moho kuoso"

Suka dan benci hanya yang ketempatan Sang Urip, yang slalu bergerak-gerak adalah luarnya saja.



Dualisme ada di Raga. intinya adanya hanya tenang menyejukkan

@gusti_bara: Semua buku adalah karangan hasil budi daya manusia sesuai karakter penulisnya masing2,Romo Moho Suci tidak mengurusi penerbitan dan percetakan buku2 itu.
Betaljemur adammakno(kanjeng Harya Cakraningrat) termasuk kitab berbobot, apa adanya berdasarkan pandangan murni meneliti kehidupan manusia di nusantara ini.

Slametbedjo wrote:"Tidak ada suka dan benci bagi Romo Moho kuoso"

Suka dan benci hanya yang ketempatan Sang Urip, yang slalu bergerak-gerak adalah luarnya saja.



Dualisme ada di Raga. intinya adanya hanya tenang menyejukkan

Mungkin saya salah pilih kata. Baik saya ulangi:
Apakah Romo merestui segala cara (cara apapun) yang dilakukan manusia untuk mendapatkan makanan?

Bacalah gambar atom itu, maka jawabannya akan ketemu.

Slametbedjo wrote:Bacalah gambar atom itu, maka jawabannya akan ketemu.

Saya tidak mengerti membacanya. Tak mampukah Anda mengungkapkannya dengan kata-kata?
Saya ulangi:
Apakah Romo merestui segala cara (cara apapun) yang dilakukan manusia untuk mendapatkan makanan?

Jawaban : Jawabannya sudah sangat jelas, apabila anda belom paham maka bawalah pertanyaan itu pada hidupmu @bayo. Hidupmu akan menjawab seiring waktu,hidup ini adalah laku untuk menemukan suatu jawaban.